Tugas :Individu (Final)
Mata Kuliah : Pelestarian Bahan Pustaka
LAMINASI DAN ENKAPSULASI
Oleh:
NAMA : ADIPAR
NIM : 40400110002
KLPK : AP.1
JURUSAN ILMU
PERPUSTKAAN
FAKULTAS ADAB DAN
HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2012
KATA
PENGANTAR
بسماللهالرحمنالرحيم
الحمدللهربالعالمينوالصلاةوالسلامعلىاشرفالانبياءوالمرسلينسيدنامحمدوعلىالهوصحبهاجمعين
امابعد
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya sebagai salah satu persyaratan dalam mengikuti
mata kuliah pelestarian bahan pustaka dengan
judul “ laminasi dan enkapsulasi”.
Dalam penyusunan
makalah ini penulis mengalami banyak hambatan dan kesulitan, namun berkat
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik moril maupun materil, akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah terlibat mulai dari awal sampai terselesaikannya makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritikan dan saran dari pembaca yang bersifat membangun dalam rangka penyempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua khususnya Mahasiswa
Jurusan Ilmu Perpustakaan.
Makassar, 15 Januari 2013
Penulis
ADIPAR
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ............................................................................................................... i
DAFTAR
ISI ............................................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar
Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan
Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan
............................................................................................................................. 1
BAB
II PEMBAHASAN ..........................................................................................................
1. Pengertian
laminasi dan enkapsulasi................................................................................ 2
2. Langkah
– langkah laminasi............................................................................................. 2
3. Langkah
– langkah enkapsulasi....................................................................................... 3
BAB
III PENUTUP ................................................................................................................... 4
1.
Kesimpulan ..................................................................................................................... 4
2. Saran
............................................................................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
pelestarian
ialah mengusahakan agar bahan pustaka yang kita kerjakan tidak cepat mengalami
kerusakan. Bahan pustaka yang mahal, diusahakan agar awet, bisa dipakai lebih
lama dan bisa menjangkau lebih banyak pembaca perpustakaan
Penggunaan
sistem pengumpanan, peracunan buku, penuangan larutan racun ke dalam lubang
rayap, memberikan lapisan plastik pada lantai dan menempatkan kapur barus di
rak merupakan cara untuk dapat mencegah kerusakan bahan pustaka. Tentu saja pencegahan
yang berhasil akan memberikan dampak ekonomi yang positif bagi perpustakaan.
Setelah kertas dihilangkan atau dikurangi sifat asamnya, maka untuk
memperpanjang umur bahan pustaka perlu diadakan pelapisan atau laminasi,
terutama bahan pustaka yang lapuk atau robek sehingga menjadi tampak kuat atau
utuh kembali. Ada 2 cara laminasi yaitu laminasi dengan mesin dan dengan cara
manual. Pertimbangan yang perlu diambil dalam
melaminasi suatu bahan adalah bahan tersebut harus bersih dan dikurangi tingkat
keasamannya. Cara lain selain laminasi adalah enkapsulasi. Enkapsulasi adalah
salah satu cara melindungi kertas dari kerusakan fisik misalnya rapuh karena
umur. Yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan enkapsulasi adalah kertas harus
bersih, kering dan bebas asam.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan laminasi dan enkapsulasi?
2. Bagaimanakah cara pelestarian bahan pustaka dengan proses
laminasi dan enkapsulasi
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian laminasi dan enkapsulasi
2. Untuk mengetahui cara pelestarian bahan pustaka dengan proses
laminasi dan enkapsulasi
BAB II
PEMBAHASAN
Setelah
kertas dihilangkan atau dikurangi sifat asamnya, maka untuk memperpanjang umur
bahan pustaka perlu diadakan pelapisan atau laminasi, terutama bahan pustaka
yang lapuk atau robek sehingga menjadi tampak kuat atau utuh kembali.
1. Pengertian
Laminasi dan Enkapsulasi
Laminasi
artinya melapisi bahan pustaka dengan kertas khusus, agar bahan pustaka menjadi
awet. Ada 2 cara
laminasi yaitu laminasi dengan mesin dan dengan cara manual.
Enkapsulasi adalah salah satu
cara melindungi kertas dari kerusakan fisik misalnya rapuh karena umur.dimakan
serangga. Yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan enkapsulasi adalah kertas harus bersih, kering dan bebas asam
2. Langkah –
langkah laminasi :
Proses keasaman yang terjadi pada kertas atau bahan pustaka dapat
dihentikan oleh pelapis bahan pustaka yang terdiri dari film oplas, kertas kromtom,
atau kertas pelapis lainnya. Ada dua cara laminasi, yaitu dengan mesin dan
dengan cara manual.
Laminasi Mesin
Laminasi dengan
mesin juga dibagi menjadi dua, yaitu:
·
Cara
dingin
Laminasi mesin
dengan cara dingin ialah melapisi kedua sisi kertas dengan bahan yang disebut film oplas. Film ini diimpor dari
Jerman. Film oplas ini mengandung
lem, dan dapat dibuka kembali dengan cara membasahinya dengan air.
·
Cara
panas
Laminasi dengan
cara panas menggunakan kertas cromton
untuk melapisi kedua sisi bahan pustaka. Cara kerjannya sama dengan cara
dingin, hanya kalau pelapisnya mau dilepas dari bahan pustaka, kita bisa
menggunakan aceton, dan bahan pustaka
aslinya bisa kita dapatkan kembali, Kertas dipanaskan antara 70-90°C,
agar kertas cromton tersebut dapat menempel pada bahan pustaka.
3. Langkah –
langkah enkapsulasi :
·
Menghilangkan keasaman kertas dengan menggunakan film oplas, kertas kromtom, atau
kertas pelapis lainnya.
·
setiap
lembar kertas diapit dengan cara menempatkannya diantara dua lembar plastik
yang transparan.
·
Pinggiran
plastik tersebut ditempatkan lem dari double sided tape, sehingga bahan pustaka
tidak terlepas.
Enkapsulasi
mirip menempatkan bahan pustaka pada amplop yang terbuat dari plastik, tetapi
dalam enkapsulasi tidak ada udara didalamnya separti amplop.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Laminasi artinya melapisi bahan pustaka
dengan kertas khusus, agar bahan pustaka menjadi lebih awet. Proses keasaman
yang terjadi pada kertas atau bahan pustaka dapat dihentikan oleh pelapis bahan
pustaka yang terdiri dari film oplas, kertas cromtom, atau kertas
pelapis lainnya. Seperti: Laminasi
dengan mesin juga dibagi menjadi dua, yaitu : cara dingin, dan cara panas.
Sedangkan Enkapsulasi adalah salah satu cara melindungi kertas dari
kerusakan yang bersifat fisik, misalnya rapuh karena umur , pengaruh asam,
karena dimakan serangga, kesalahan penyimpanan, dan sebagainya
SARAN
Sebagai pustakawan kita harus dapat memperbaiki dokumen
yang rusak, baik itu kerusakan kecil maupun kerusakan berat. Perpustakaan
sebaiknya memiliki ruangan khusus untuk melakukan pekerjaan ini. Menambah buku
berlubang oleh larva kutu buku atau sebab lainnya, menyambung kertas yang
robek, atau menambal halaman buku yang koyak adalah pekerjaan yang mesti dapat
dikerjakan. Mengganti sampul buku yang rusak total, menjilid kembali, atau
mengencangkan penjilidan yang kendur adalah pekerjaan yang harus dikuasai oleh
seorang restaurator. Berbagai macam kerusakan yang lain yang mungkin terjadi,
tidak boleh ditolak oleh bagian pelestarian ini. Peralatan yang diperlukan,
serta bahan dan cara mengerjakan perbaikan ini harus dipelajari benar-benar
oleh seorang pustakawan atau teknisi bagian pelestarian.
Posting by : AAD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar