.quickedit{ display:none; }

Rabu, 26 September 2012

sejarah gangnam style

Seoul: Joget Gangnam Style yang dipopulerkan PSY melejit dan ngehits di seluruh dunia. Tarian bergaya penunggang kuda ini berhasil menjadi jawara di chart musik iTunes dan masuk dalam Guinness World Records dengan predikat video musik YouTube yang paling "disukai" dalam sejarah.

Hal ini menunjukkan bahwa banyak orang yang menyukai Gangnam Style, karena mereka merasa terhibur akan aksi PSY Orang-orang dari berbagai kalangan, tua-muda, artis, pelajar, ataupun aparat sudah terhipnotis Gangnam dengan mempraktekkan tarian tersebut.

Meski terlihat lucu, ternyata lagu ini memiliki sejuta pesan moral terkait fenomena sosial di Seoul, terutama di daerah bernama Gangnam. Dilansir The Times of India, lagu bertemakan cinta, nafsu, dan patah hati ini secara implisit mengkritik gaya hidup glamor di Gangnam.

Dalam sebuah pertemuan di Seoul, Selasa (26/9), beberapa eksekutif berkomentar atas lagu Gangnam Style. Kepala Pemasaran dan Bisnis Kia Motors, YK 'Scott' Choi menyatakan bahwa Gangnam adalah tempat para berkumpulnya anak muda tajir dengan sejuta gaya. Sementara, lagu Gangnam Style menunjukkan seorang PSY yang berusaha keras untuk menjadi stylish dan populer, namun dia gagal," katanya.

Sementara, Direktur Innocean India--June Hong memiliki pendapat lain. Dia menggambarkan "Gangnam Style" sebagai suatu hal yang terhormat pada siang hari, namun berubah menjadi gila pada malam hari. "Lagu ini mengisahkan Psy yang sedang mencari pacar yang sempurna di Gangnam. Namun sebenarnya, wanita sempurna itu sangat liar," ungkapnya.

Tak mau kalah, Direktur Kreatif Senior Innocean India, George Koshy memberikan komentar pedas terhadap gaya hidup anak muda di Gangnam. Menurutnya, lagu tersebut memberi gambaran sebagian wanita di Gangnam yang bergaya Doenjangnyeo (sebutan untuk wanita yang tidak mampu, tapi memaksakan kehendaknya untuk bergaya hidup mewah). "Sebagian besar wanita disini bergaya seperti Doenjangnyeo," sindirnya.(MEL)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar