BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kegiatan administrasi selalu ada di semua
ruang lingkup kerja atau kegiatan. Administrasi indentik dengan persuratan atau
ketataussahaan. Kegiatan ketatausahaan antara lain terdiri dari kegiatan
pencatatan, menghitung, mengetik, mengarsip, dan sebagainya. Kegiatan tersebut
hampir seluruhnya menggunakan bahan berupa kertas, sehingga produk dari
kegiatan administrasi berupa lembaran kertas yang berisi informasi. Surat-surat
dan informasi tersebut tidak boleh hilang. Kehilangan berarti kerugian.
Disinilah pentingnya salah satu kegiatan dalam bidang admnistrasi atau
ketatausahaan, yaitu mengelola arsip
Data
atau arsip-asrip yang dimiliki perusahaan merupakan dokumen yang menjadi kekayaan
perusahaan. Karena itu, arisp-arsip tersebut harus dijaga dan dilindungi secara
baik oleh perusahaan. Tujuan penyelengaraan kearsipan, adalah Agar arsip terpelihara dengan baik, teratur,
dan aman, Agar mudah mendapatkan kembali arsip yang dibutuhkan dengan cepat dan
tepat, Untuk menghindari pemborosan waktu dan tenaga dalam mencari arsip yang
dibutuhkan serta Untuk menghemat tempat
penyimpanan, dan Untuk menjaga kerahasiaan arsip. Maksud dan Tujuan Dalam rangka menyelamatkan
arsip yang berisi informasi penting dan merupakan bukti pertanggungjawaban yang
autentik, baik dari fisik maupun isinya, maka arsip-arsip tersebut haruslah
disimpan dengan baik menggunakan suatu system yang memudahkan dalam menyimpan
dan menemukan kembali. Kegiatan penyimpanan tersebut membutuhkan perlengkapan
dan peralatan arsip yang cukup dari segi jumlah kualitas yang baik pula. Hal
ini penting agar arsip-arsip tersebut terlindungi dari bahaya yang dapat
menyebabkan terjadinya kerusakan arsip, seperti bahaya banjir, kebakaran,
pencurian, dan sebagainya. Disetiap kantor tentu saja perlengkapan dan
peralatan yang digunakan bermacam-macam. Semakin besar kantor dan arsip yang
dikelola, maka semakin banyak dan beragam pula perlalatan yang digunakan.
Pekerjaan mengarsip merupakan bagian dari pekerjaan yang ada dalam bidang
admnistrasi / ketata ushaan, sehingga peralatan yang digunakan dibidang
kearsipan juga sebagian besar sama dengan yang digunakan dalam bidang ketata
usahaan. Dalam hal ini adalah peralatan yang pada umumnya digunakan untuk
kegiatan penyimpanan surat atau berkas-berkas (arsip). Keberhasilan dari
kegiatan manajemen kearsipan adalah juga secara langsung dipengaruhi oleh
peralatan yang dipergunakan untuk menyimpan arsip dan efisiensi pemakaian
peralatan tersebut.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah Yang Dimaksud Dengan
Kearsipan dan Peranan Penting Kearsipan?
2. Apa saja alat-alat kearsipan?
3. Apa saja alat penunjang kearsipan?
C. Tujuan Penulisan
1. Pembaca
bisa mengetahui Defenisi Kearsipan.
2. Pembaca
bisa mengetahui Peralatan dan Perlengkapan yang digunakan dalam Kearsipan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Kearsipan
Kearsipan
adalah suatu proses mulai dari penciptaan, penerimaan,
pengumpulan, pengaturan, pengendalian, pemeliharaan dan perawatan serta
penyimpanan warkat menurut sistem tertentu. Saat dibutuhkan dapat dengan cepat
dan tepat ditemukan. Bila arsip-arsip tersebut tidak bernilai guna lagi, maka
harus dimusnahkan.
Kearsiapan memegang peranan penting bagi kelancaran
jalannya organisasi, yaitu sebagai sumber informasi dan sebagai pusat ingatan
bagi organisasi. Mengingat arti pentingnya pemerintah Indonesia menaruh
perhatian yang cukup besar terhadap kearsipan. Hal ini terbukti dengan
diperlukannya beberapa peraturan perundangan yang mengatur tentang kearsipan
Nasional.
B.
Pengertian Peralatan
Kearsipan Peralatan kearsipan adalah alat atau
sarana yang digunakan dalam bidang kearsipan. Peralatan ini pada umumnya tahan
lama (dapat digunakan bertahun-tahun) karena dibuat dengan bahan-bahan yang
kuat seperti logam, kayu, aluminium, besi, plastik, dan sebagainya. Fungsi
peralatan kearsipan antara lain:
1.
Sebagai sarana penyimpanan arsip
2.
Sebagai alat bantu untuk mempercepat,
meringankan, dan mempermudah pekerjaan dibidang kearsipan
3.
Sebagai alat pelindung arsip dari bahaya
kerusakan sehingga arsip tahan lama.
Jenis-Jenis
Peralatan Kearsipan Beberapa perlengkapan kearsipan :
1. Filing Cabinet,
yaitu lemari arsip yang terdiri dari laci, antara 1-6 laci; tetapi yang paling
banyak di gunakan adalah 4 dan 5 laci. Setiap laci dapat menampung kurang lebih
5.000 lembar arsip ukuran surat yang di susun berdiri tegak lurus (vertikal)
berderet kebelakang. Filling Cabinet berguna untuk menyimpan arsip atau berkas
yang masih bersifat aktif. Sebelum arsip di simpan ke laci, terlebih dahulu
arsip-arsip tersebut di masukan ke dalam folder atau folder gantung (hanging
folder). penyimpanan arsip dalam laci sebaiknya tidak ketat padat, karena di
perlukan ruang longgar untuk memudahkan dalam memasukan dan mengeluarkan arsip
ke dan dari laci. Penyimpanan arsip yang terlalu padat di samping membuat
pekerjaan pencarian menjadi sulit, juga dapat merusak arsip yang ada di
dalamnya. Dengan demikian, sebaiknya arsip yang disimpan tidak lebih dari 4.000
surat, dengan folder sekitar 40-50 folder dan guide 20-40 lembar . Dalam laci
filling cabinet di lengkapi dengan sepasang gawang yang di pasang di kiri dan
kanan bagian atas memanjang ke belakang sepanjang lacinya. Gawang tersebut
digunakan untuk menyangkut hanging folder. Filling cabinet dapat terbuat dari
plastik atau logam, tetapi yang paling banyak adalah dari logam, karena lebih
kuat.
2. Lemari Arsip
adalah lemari tempat menyimpan arsip dalam berbagai bentuk arsip. Lemari ini
dapat terbuat dari kayu atau juga besi yang di lengkapi dengan daun pintu yang
menggunakan engsel, pintu dorong, atau menggunakan kaca. Penyusunan arsip dapat
di lakukan dengan cara berdiri menyamping (lateral) dengan terlebih dahulu
arsip dimasukkan kedalam ordner atau dengan cara di tumpuk mendatar
(horizontal) dengan terlebih dahulu arsip di masukkan ke map.
3. Rak Arsip adalah lemari tanpa pintu tempat menyimpan
arsip yang di susun secara lateral (menyamping). Arsip-arsip yang akan disimpan
di rak terlebih dahulu dimasukan ke dalam ordner atau kotak arsip. Ordner atau
kotak arsip ditempatkan di rak arsip sehingga tampak punggung dari ordner atau
kotak arsip, yang ada di dalam nya. Rak arsip dapat di buat dari kayu atau
besi.
4. Map Arsip adalah
lipatan yang terbuat dari karton/kertas tebal atau plastik yang digunakan untuk
menyimpan arsip/surat-surat. Arsip yang disimpan tidak terlalu banyak, berkisar
1-50 lembar. Sebaiknya arsip jangan sampai disimpan terlalu banyak sehingga map
sulit ditutup. Map arsip ada beberapa macam, antara lain sebagai berikut. a.
Stopmap folio, yaitu map yang terdapat daun pentup pada setiap sisinya. Daun
penutup ini berfungsi untuk menopang surat yang ada di dalamnya agar tidak
jatuh. Pada umumnya, stopmap folio digunakan untuk menyimpan arsip yang sudah
inaktif, di mana map yang berisi kumpulan arsip ini akan dibendel atau diikat
dengan menggunakan tali. b. Map snelhecter, yaitu map yang mempunyai penjepit
di tengah map. Map ini tidak mempunyai daun penutup. Untuk menopang arsip/surat
yang ada didalamnya menggunakan penjepit. Arsip yang disimpan pada umumnya yang
bersifat inaktif, tetapi dapat juga untuk menyimpan arsip aktif. Arsip yang
ditempatkan di dalamnya terlebih dahulu harus dilubangi dengan menggunakan
perforator. c. Folder, yaitu map tanpa dilengkapi dengan daun penutup. Map ini
berupa lipatan kertas tebal/plastik saja. Karena tidak ada daun penutupnya,
maka map ini funginya untukmenyimpan arsip yang selanjutnya akan dimasukkan ke
dalam kotak arsip secra vertikal. Map ini mempunyai tab (bagian yang menonjol
pada posisi atas) untuk menuliskan judul/label tentang arsip yang ada di dalam
folder tersebut. d. Hanging folder, yaitu folder yang mempunyai besi
penggantung. Besi penggantung inidipasang pada gawang yang ada di filling
cabinet. Hanging folder juga mempunyai tab untuk menuliskan kode atau indeks
arsip yang ada di dalamnya.
5. Guide yaitu lembaran kertas tebal atau karton yang
digunakan sebagai penunjuk dan atau sekat/pemisah dalam penyimpanan arsip.
Guide terdiri dari dua bagian, yaitu sebagai berikut : a. Tab guide, yaitu
bagian yang menonjol untuk menuliskan kode-kode, tanda-tanda, atau index
(pengelompokan) arsip. b. Badan Guide, fungsinya untuk menopang arsip-arsip
yang ada di belakang nya. Guide ditempatkan di depan folder jika penyimpanan
arsip menggunakan filing cabinet, atau dapat juga di depan arsip jika
penyimpanan menggunakan ordner atau map snelhecter. Guide dapat dibuat dengan
berbagai ukuran disesuaikan dengan bentuk arsip. Jika arsip berupa surat-surat
dengan menggunakan kertas ukuran folio atau A4, maka badan guide dibuat sesuai
dengan ukuran arsip yang di simpan, tetapi jika arsip ukuran nya kecil maka
guide juga kecil. Posisi tab guide dapat di atur penempatan nya, yaitu sebagai
berikut. a. Guide pertama, yaitu Tab Guide terletak pada posisis atas sebelah
kiri, untuk menuliskan kelompok utama ( main subject ). b. Guide kedua, yaitu
Tab Guide terletak pada posisi atas bagian tengah, untuk menuliskan kelompok
sekunder ( sub subject ). c. Guide ketiga, yaitu Tab Guide terletak pada posisi
atas sebelah kanan, untuk menuliskan kelompok tersier ( sub sub subject ) atau
untuk yang lebih kusus lagi.
6. Ordner adalah map besar dengan ukuran punggung
sekitar 5 cm yang didalam nya terdapat besi penjepit. Arsip yang akan di simpan
didalam ordner terlebih dahulu di lubangi dengan menggunakan perforator. Ordner
terbuat dari karton yang sangat tebak sehingga cukup kuat jika diletakan secara
lateral pada lemari arsip atau rak arsip. Ordner dapat memuat kurang lebih 500
lembar arsip surat.
7. Stapler adalah alat yang digunakan untuk menyatukan
sejumlah kertas. Stapler digerakkan dengan menggunakan tenaga manusia. Cara
kerja dan komponennya mekanik, sserta baru berfungsi apabila diisi dengan
staples. Stapler dan staples terbuat dari bahan logam yang cukup kuat. Jangan
memasukkan isi staples melebihi kemampuannya, supaya daya lentur per tetap
kuat. Jika terjadi kemacetan dibagian mulut, uasahakan tidak memukul-mukulkan
stapler. Stapler sangat populer sehingga memiliki banyak nama tidak resmi yang
berasal dari suara yang dikeluarkan alat ini, seperti jekrekan, jepretan, dan
cekrekan. Menurut kemampuan dan bentuknya, stapler dibedakan menjadi : a.
Stapler kecil, yaitu stapler yang bentuknya kecil dan mampu membendel maksimum
10 lembar kertas. b. Stapler sedang, yaitu stapler yang bentuknya sedang dan
mampu membendel 10-20 lembar kertas. c. Stapler besar, yaitu stapler yang
bentuknya besar dan mampu membendel lebih dari 20 lembar kertas.
8. Perforator adalah alat untuk melubangi kertas/kartu.
perforator dibedakan antara lain sebagai berikut. a. Perforator dengan satu
pelubang, digunakan untuk melubangi kartu perpustakaan, papan nama, plastik,
dan lain-lain. b. Perforator dengan dua pelubang, digunakan untuk melubangi
kertas yang akan disimpan dalam map snelhecter atau ordner c. Perforator dengan
lima pelubang, digunakan untuk melubangi kertas yang akan dimasukkan ke dalam
ordner. Perforator digerakkan dengan tenaga manusia. Cara kerja dan komponennya
mekanis. Perforator mebuat lubang dengan diameter 5mm. Perforator terbut dari
logam. Cara menggunakan perforator adalah sebagai berikut. a. Siapkan kertas
yang akan diberi lubang, maksimum 10 lembar. Lembar paling atas dilipat sama
lebar untuk menentukan titik tengah, lalu tepi kertas diratakan. b. Kertas
diletakkan di papan kertas pada posisi tengah sampai tepi kertas menyentuh
batas tepi perforator. c.Tangkai perforator ditekan dengan telapak tangan
sampai kertas berlubang.
9. Numerator adalah
alat unuk membubuhkan nomor pada lembaran dokumen. Menurut bentuk dan
ukurannya, numerator dibedakan sebagi berikut. a. Numerator kecil, yaitu
numerator yang ukuran angkanya kecil dan terdiri dari 4-6 digit. b. Numerator
besar, yaitu numerator yang ukuran angkanya lebih besar dan terdir lebih dari 6
digit. Numerator digerakkan dengan tangan. Cara kerja dan komponennya mekanis.
Terdapat pengatur angka rangkap, dan membuat angka secaraa otomatis dengan cara
menekannya. Jika tidak digunakan, numerator harus disimpan di tempat tertutup
dan kering. Adapun cara kerja numerator sebagai berikut. a. Beri tinta pada
bantalan huruf. b. Atur nomor awal. c. Cetak nomor dengan cara menekan tangkai
numerator.
10. Kotak/Box adalah
kotak yang digunakan untuk menyimpan arsip yang bersifat inaktif.Biasanya
terbuat dari karton yang tebal.Arsip yang disimpan di dalam kotak terlebih
dahulu disimpan ke dalam folder.Selanjutnya kotak ini akan ditempatkan pada rak
arsip(lateral berderet ke samping).
11. Label adalah alat yang digunakan untuk memberi
judul pada map /folder yang biasanya diletakan pada tab dari sebuah
folder/guide.Label terbuat dari bahan kertas dengan berbagai ukuran dan
mempunyai perekat pada bagian belakang,sehingga tidak perlu diberi lem lagi
ketika ingin menempelkan label pada tempat yang di inginkan.
12. Cabinet Cardex(Card Index) adalah alat yang digunakan
untuk menyimpan kartu index dengan menggunakan laci-laci yang dapat ditari
keluar memanjang.Di dalam Cardex terdapat smacam kantung plastik tempat
menyimpan kartu index .Alat ini terbuat dari bahan besi baja.
13. Rak/laci kartu adalah laci-laci yang disusun secara
teratur dalam rak,untuk menyimpan kartu-kartu ukuran kecil yang disusun secara
vertikal.Alat ini terbuat dari kayu dan banyaknya laci dapat di sesuaikan
dengan kebutuhan.
14. khusus Alat penyimpanan khusus adalah alat yang
digunakan untuk menyimpan arsip dalam bentuk-bentuk yang khusus seperti
flasdisk, CD(Compact Disk),kaset,dan sebagainya.Alat ini mempunyai beragam
bentuk dan desain,karena sangat tergantung dari perkembangan kemajuan
teknologi.Sebelum ada flasdisk ,untuk menyimpan data elektronik digunakan
discat.Alat ini dapat terbuat dari logam dan plastik. Alat-alat tersebut diatas
sangat memungkinkan untuk mengalami perkembangan,desain maupun jenisnya,karena
mengikuti perkembangan teknologi yang juga semakin berkembang.
Jenis-Jenis Perlengkapan Kearsipan Beberapa perlengkapan
kearsipan ,antara lain sebagai berikut :
1.
Kartu
Indeks adaalah kartu yang berisi identitas suatu arsip/warkat yang disimpan
,gunanya sebagai alat bantu untuk menemukan arsip. Kartu indeks dapat dibuat
dengan ukuran 12,5 cm x 7,5 cm. Kartu indeks mencatat informasi tentang : a.
Judul/nama surat. b. Nomor surat c. Hal surat d. Tanggal surat, e. Kode surat,
f. Kode kartu indeks Kartu indeks digunakan apabila arsip yang disimpan
menggunakan system penyimpanan subjek,tanggal,wilayah, dan nomor. Kartu indeks
tidak digunakan jika asrip/dokumen dengan menggunakan system abjad. Hal ini
disebabkan kartu indeks dibuat untuk membantu menemukan arsip apabila petugas
atau si peminjam lupa tentang judul/caption/kode dari surat yang akan dipinjam.
Seseorang biasanya lebih mudah mengingat nama orang/perusahaan.Oleh karena
itu,kartu indeks ini disimpan berdasarkan nama orang/perusahaan sehingga
susunannya diurutkan secara lafabetis. Misalkan suatu arsip disimpan dengan
menggunakan system masalah/subjek. Sebelum arsip tersebut disimpan ,terlebih
dahulu dibuat kartu indeks. Untuk mencari ditempat penyimpanan,tetapi jika
tidak mengetahui (tidak ingat), maka sebelum mencari surat di tempat
penyimanannya,terlebih dahulu mencari kartu indeks pada laci kardex untuk
mengetahui lokasi penyimpanan arsip tersebut.
2.
Kartu
Tunjuk Silang Salah satu cara yang dapat digunakan untuk membantu menemukan
arsip selain kartu indeks adalah dengan menggunakan kartu tunjuk silang. Kartu
tunjuk silang adalah suatu petunjuk yang terdapat pada tempat penyimpanan yang
berfungsi untuk menunjukkan tempat (map) dari suatu dokumen/arsip yang dicari
pada tempat yang ditunjukkan. Kartu tunjuk silang dapat dibuat dengan ukuran
12,5cm x 7,5cm. Tidak semua arsip dibuatkan kartu tunjuk disilangnya,tetapi
hanya arsip tertentu saja yang memang benar-benar perlu dibuatkan kartu tunjuk
silangnya. Hal ini disebabkan pembuatan kartu tunjuk silang berarti menambah
beban kerja,waktu dan peralatan. Disamping itu, penggunaan kartu tunjuk silang
yang berlebihan justru menambah keruwetan penyimpanan. Beberapa criteria dari
suatu arsip yang peru dibuatkan kartu tunjuk silangnya antara lain sebagai
berikut : a.Jika suatu arsip mempunyai lebih dari satu judul/captiom/nama.
Contoh : • Abdurrahman Wahid sering dipanggil dengan nama Gus Dur. Kedua nama
tersebut sama-sama popular, maka dapat dibuatkan kartu tunjuk silangnya. b.
Jika surat/arsip yang disimpan pada filling cabinet mempunyai lampiran dokumen
lain yang ukurannya besar dan tidak memungkinkan untuk disimpan pada laci
filling cabinet misalnya berupa peta, gambar, maka hal demikian dapat dibuatkan
kartu tunjuk silangnya. Penyimpanan kartu tunjuk silang dapat dilakukan dengan
2 cara, antara lain sebagai berikut : 1) Disimpan dengan menggunakan tempat
tersendiri seperti kotak, disusun secara alfabetis. Hal ini dilakukan jika
kartu tunjuk silang jumlahnya banyak. 2) Disimpan dibagian paling belakang laci
filiing cabinet, dibelakang guide PS (Petunjuk Silang). Ini dilakukan jika
kartu tunjuk silangnya sedikit.
3. Lembar Pinjam Arsip (out slip) Lembar
pinjam arsip (out slip) adalah lembaran/formulir yang digunakan untuk mencatat
setiap peminjaman arsip.
Adapun kegunaan dari lembar pinjam
arsip, antara lain sebagai berikut : a.Sebagai bahan bukti adanya peminjaman
arsip. b.Sebagai ingatan untuk mengetahui siapa dan kapan batas waktu
pengembalian arsip yang dipinjam. c. Sebagai tanda bahwa arsip yang dimaksud
sedang dipinjam. d. Mencegah terjadinya kehilangan arsip karena peminjaman yang
tidak dikembalikan. e. Sebagai dasar untuk melakukan penilaian suatu arsip.
Lembar pinjam arsip dibuat rangkap 3, antara lain sebagai berikut : a. Lembar
ke-1 untuk ditempatkan pada tempat penyimpanan arsip yang dipinjam, sebagai
tanda bahwa arsip tersebut sedang dipinjam. b. Lembar ke-2 untuk peminjaman
arsip sebagai bukti peminjaman. c. Lembar ke-3 untuk petugas arsip (arsiparis)
yang disimpan pada tickler file sebagai bahan ingatan.
4. Map Pengganti (out folder) Jika
surat yang dipinjam tidak hanya satu surat , tetapi satu map yang berisikan
seluruh surat-surat , maka perlu dibuat satu map penggati (out folder) dan
menempatkannnya ditempat map yang dipinjam.
5. Buku Arsip adalah buku yang digunakan untuk
mencatat penyimpanan arsip.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Penyelengaraan
kegiatan kearsipan suatu kantor tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak
didukung oleh sarana yang memadai. Sarana penataan arsip adalah peralatan/perlengkapan
yang dipergunakan dalam menata/meyimpan arsip. Dalam pengadaan sarana penataan
arsip, hendaklah diperhatikan benar bahwa peralatan yang dipilih dapat memenuhi
kebutuhan yang diinginkan. Setiap perusahaan yang baik selalu memperhatikan
kerapihan arsip , sebagai asset perusahaan. Data atau arsip-asrip yang dimiliki
perusahaan merupakan dokumen yang menjadi kekayaan perusahaan. Karena itu,
arisp-arsip tersebut harus dijaga dan dilindungi secara baik oleh perusahaan.
Arsip-arsip tersebut haruslah disimpan dengan baik menggunakan suatu system
yang memudahkan dalam menyimpan dan menemukan kembali. Kegiatan penyimpanan
tersebut membutuhkan perlengkapan dan peralatan arsip yang cukup dari segi
jumlah kualitas yang baik pula. Hal ini penting agar arsip-arsip tersebut
terlindungi dari bahaya yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan arsip,
seperti bahaya banjir, kebakaran, pencurian, dan sebagainya.
Saran
Dalam memilih bahan dan alat kearsipan harus memenuhi
kriteria sebagai berikut : 1. Sesuai dengan ruang lingkup organisasi; 2. Sesuai
dengan luas ruangan yang tersedia; 3. Sesuai dengan bentuk dan ukuran arsip; 4.
Dapat menjamin keselamatan fisik arsip. Disetiap kantor tentu saja perlengkapan
dan peralatan yang digunakan bermacam-macam sehingga semakin besar kantor dan
arsip yang dikelola, maka semakin banyak dan beragam pula peralatan yang
digunakan.
posted by: adipar
DAFTAR PUSTAKA
Mulyani, Sri. 2006. Mengelola dan Menjaga
Sistem Kearsipan. Jakarta : Erlangga.
Dewi, Irra Chrisyanti. Manajemen Kearsipan. Jakarta:
Prestasi Pustakaraya. 2011
Wursanto, IG. Kearsipan 1. Yogyakarta: KANISIUS.
1991
Maulana, M.N. Administrasi
Kearsipan. Jakarta:
Bhratara. 1974