.quickedit{ display:none; }

Rabu, 18 April 2012

Efek Negatif Fluoride Hati-hati Memilih Pasta Gigi





Mulai saat ini Anda harus berhati-hati dalam memilih pasta gigi, terutama bagi kesehatan buah hati. Bahan yang terkandung dalam pasta gigi ternyata bisa merusak kesehatan gigi. Salah satunya adalah penggunaan fluoride. Fluoride merupakan bahan kimia yang terkandung hampir di setiap pasta gigi dan beberapa jenis obat-obatan. Selama ini fluoride yang digembar-gemborkan baik untuk gigi, namun ternyata fluoride terbukti menunjukkan fakta-fakta yang dapat merusak kesehatan. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universtias Prima Indonesia Prof DR drg Monang Panjaitan MS MA, dalam seminar kesehatan yang mengambil tema ‘Ada Apa di Balik Fluoride dan Aspartamin’ di Hotel Madani Medan pekan kemarin. Monang mengatakan, bahwa fluor secara alamiah berupa mineral. Biasanya fluor ini ditambahkan ke dalam air minum. Dan umum ditemukan di dalam pasta gigi.
Riset dari Health Authoritie, seperti The American Dental Association and The World Health Organization, menganjurkan penambahan fluoride ke dalam air minum dan merekomendasikan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride pada usia yang tepat.
Fluoride yang merupakan unsur alam ini dapat mencegah secara sistematik tooth decay jika diinjeksikan selama pertumbuhan gigi. Dan secara topikal, jika diaplikasikan pada gigi yang mengalami erupsi.
Selain itu, fluoride dapat menurunkan solubilitas email (enamel) oleh asam dengan mengkonversi hidroeksipatit menjadi fluorapatit yang sukar larut. “Fluorida secara langsung juga dapat memengaruhi plaque gigi dengan mengurangi kemampuan plaque organisme untuk menghasilkan asam, serta mendorong remineralisasi atau perbaikan email gigi di area yang mengalami demineralisasi oleh asam,” jelas Monang memaparkan.
Untuk efeknya sendiri, lanjut Monang, fluoride terdiri dalam dua bentuk, yakni topical dan sistemik. Topical berfungsi untuk menguatkan gigi, biasanya terdapat pada pasta gigi dan mouth rinsese. Dalam metode ini fluoride diinkorporasikan ke permukaan gigi, sehingga lebih resisten terhadap decay. Sedangkan fluoride sistemik, diinjeksi masuk ke tubuh dan diinkorporosikan ke dalam struktur gigi.
“Efek remineralisasi fluorida adalah hal yang sangat penting. Ion fluorida di dalam dan di permukaan email bertindak tidak hanya lebih resisten terhadap decay gigi tetapi juga melindungi dari asam hasil decay bakteri,” papar Monang.
Namun, tambahnya, laju decay akan menurun pada kawasan di mana fluoride ditambahkan ke persediaan air, yang merupakan unsur tambahan yang dibutuhkan pada tulang dan gigi, yang mana pada bagian ini terdapat kristal apatit yang mengandung kalsium, fosfat dan magnesium. Sehingga mudah terjadi reaksi antara fluor dengan gigi dan tulang.
“Pada kasus berlebihan, bisa terjadi fluorosis pada gigi. Di mana fluor diekskresikan melalui urine kira-kira 50 persen, dan sisanya melalui feaces, juga keringat (sebagian kecil),” serunya.
Pemakaian Fluor Sehari-hari
Penggunaan fluoride sudah begitu familiar di masyarakat. Secara sistemik fluoride terdiri dari, fluoridasi air minum, pemberian fluor dalam bentuk tablet, dan garam dapur yang ditambahkan fluor. Sedangkan secara lokal, ada di sikat gigi dengan pasta fluor, serta kumur-kumur mengandung larutan fluor.
Untuk fluoridasi air minum, keuntungannya adalah bahwa frekuensi karies menurun sampai 60 persen, hal ini dapat mengurangi meloklusi, mengurangi penyakit priodontal, menambah kekuatan tulang terhadap fraktur, serta dari aspek ekonomis, mengurangi waktu terbuang.
“Namun, bagi masyarakat yang tinggal di negara-negara daerah tropis, dianjurkan jangan banyak-banyak minum teh. Karena, dalam kandungan teh, juga terdapat fluoride,” terang Monang.Bila pemberian fluor dalam bentuk tablet, dianjurkan bila konsentrasi sumber air minum rendah, antara 0,1-0,3 ppm, dan harus sudah berusia di atas 3 tahun, itupun dengan takaran sekitar 1 mg fluor ion.
Jeli Memilih Pasta Gigi untuk Anak
Lebih jauh Monang mengungkapkan, berdasarkan pengamatan yang sudah ada, efek lokal yang biasa muncul berupa enamel menjadi tahan terhadap menineralisasi asam. Hal ini dapat memacu proses remineralisasi, menghambat sistem ezim mikrobiologi, di mana akan merubah KH menjadi asam. Serta dapat menghambat koloniosasi mikroorganisme.
Meski begitu, ada manfaat dan kerugian apabila kita memakai pasta gigi yang mengandung fluoride. Untuk manfaatnya, bila dengan  konsentrasi 250-500 ppm, kalsium hidroksi apatit, maka kalsium fluoro apatit dapat membuat gigi lebih tahan terhadap asam.
Sedangkan kerugiannya, bila konsentrasi tidak tepat, seperti pasta gigi anak hampir semua kons di atas 1000 ppm, dapat berisiko fluorosis gigi. Karena anak-anak masih berumur 2 tahun, kebanyakan belum bisa berkumur saat menyikat gigi. Bahayanya adalah saat pasta gigi yang dipakai mengandung fluor tersebut tertelan oleh anak.
Berdasarkan survei Lembaga Kesehatan Jakarta/PIRC, konsentrasi fluor dalam pasta gigi di Indonesia memiliki kandungan yang cukup tinggi, yakni lebih dari 1 ppm. “Ini sangat berbahaya. Bisa mengakibatkan gigi fluorosis, berubah menjadi warna coklat ke abu-abuan, serta astetis tidak baik. Serta gigi akan mudah patah atau rapuh,” seru Monang.
Selain itu, ada kontrovesi lain dari pemakaian fluor, berdasarkan penelitian dr John C di tahun 1990 pada 6000 anak pengguna fluor, ditemukan efek negatif, di mana anak-anak tersebut menderita gigi kropos atau fluorosis. Sedangkan berdasarkan penelitian di China, flour telah mengakibatkan tulang menjadi kropos, menurunkan tingkat kesuburan, karsinogenik/bersifat toxic, serta memengaruhi negatif sistem saraf, bahkan hingga dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Untuk itu, Monang menyarakan, bila tidak ingin memakai fluoride, sebaiknya kumur-kumur dengan menggunakan larutan teh hijau  dengan kandungan 0,2 persen tiap Pasalnya, teh hijau mengandung senyawa antioksidan (polyphenol/cathecin) dan fluor dengan kadar 1,16 ppm. “Dengan begitu, dapat mengurangi plak dengan memengaruhi kerja bakteri di dalam mulut,” pungkasnya.
aLamathuR.com - Pernahkah anda membaca atau mendengar tentang bahaya Fluoride, zat yang salah satunya disertakan dalam pasta gigi? Jika jawaban Anda ya, apakah reaksi yang anda lakukan kemudian? Apakah sekedar kaget dan berkata "OOohhh..", atau menjadi tertarik untuk mencari tahu lebih dalam lagi, ataukah sampai sanggup meninggalkan kebiasaan anda saat ini dalam menggunakan pasta gigi berfluoride?

Beberapa penelitian terkait penggunaan bahan fluoride memang menghadirkan kesimpulan yang cukup mencengangkan. Tetapi apakah penelitian hasil penelitian ini berlaku universal? artinya, dengan kadar fluoride yang dikandung kebanyakan pasta gigi yang ada di pasaran saat ini apakah sudah cukup menjadi alasan untuk meninggalkan kebiasaan menggosok gigi Anda dengan pasta gigi berfluoride?

Berikut kilasan dari beberapa hasil penelitian dimaksud:

  • Fluoride meningkatkan resiko Osteoporosis (keropos tulang), kerangka tulang tidak beraturan, dan Arthritis (Asam Urat). Para ilmuwan EPA Washington mengumumkan bahwa meningkatnya jumlah orang yg memiliki gejala ‘carpal-tunnel’ dan sakit asam urat diakibatkan oleh proses fluoridasi dalam air minum. Dan di India Tengah, pencemaran fluoride pada air akibat sebuah penggalian yg tidak melalui pengujian, menyebabkan PENDERITAAN ASAM URAT YANG SERIUS PADA JUTAAN ORANG!!! Yang merupakan BENCANA NASIONAL. (Manchester Guardian 9 July 1998). Pelayanan Kesehatan Masyarakat AS telah menyatakan bahwa fluoride membuat TULANG LEBIH RAPUH dan EMAIL GIGI LEBIH MUDAH MENYERAPNYA (kandungan fluoride dlm pasta gigi)
  • Fluoride memicu Kerusakan Otak. Fluoride menurunkan kapasitas kecerdasan manusia, terutama Anak-anak. Tingkat kecerdasan anak-anak yg menggunakan fluoride SECARA SIGNIFIKAN lebih rendah dari anak2 yg tidak diberikan fluoride. (Li, X.S., Zhi, J.L., Gao, R. O., ‘Efek pemberian Fluoride Terhadap Tingkat Kecerdasan Anak-anak,’ Fluoride; 28:182-189, 1995). Percobaan Dr. Phyllis Mullinex terhadap tikus menunjukkan efek keracunan syaraf yg bervariasi pada setiap tahap kedewasaan, baik hewan dewasa, hewan anak-anak, atau melalui placenta ketika bayi masih didaalam perut. Sampel yg mendapatkan fluoride sebelum lahir akan terlahir sebagai anak hiperaktif DAN AKAN TETAP SEPERTI ITU SEPANJANG HIDUPNYA. Mereka yg diberi fluoride ketika berusia muda menunjukkan aktivitas yang DEPRESIF. Tahun 1998 Guan et al. memberi dosis yg sama dengan yg digunakkan Mullenix dan menemukan pada percobaannya bahwa beberapa zat kimia kunci dalam otak, ZAT YG MEMBENTUK SELAPUT SEL OTAK, pada tikus yg diberi Fluoride tidak terlihat/ KOSONG.
  • Fluoride menyebabkan kemandulan. Ilmuwan Administrasi Makanan dan Obat (FDA) melaporkan korelasi yg erat antara menurunnya tingkat kesuburan perempuan kelompok usia 10-49 dg meningkatnya penggunaan fluoride.
  • Penelitian baru2 ini di Jurnal Penelitian Otak mendapati 1 ppm fluoride dalam air akan meningkatkan kandungan alumunium dalam otak tikus percobaan dan memproduksi sejenis zat yg merusak otak (amyloid deposits) berhubungan dengan penyakit Alzheimers dan jenis2 lain dari kegilaan.
  • Dr. Phyllis Mullenix dari Institut Penelitian Forsyth Universitas Harvard (Institut penelitian gigi) menerbitkan sebuah penelitian yg menunjukkan bhw FLUORIDE LEBIH EFEKTIF DARI PADA TIMAH DLM MENURUNKAN TINGKAT IQ pada anak-anak. (situs naturalrearing.com)
  • Penggunaan Fluoride selama masa kehamilan hingga setahun meningkatkan 1% KETIDAKMAMPUAN BELAJAR pada anak-anak. (Penelitian Universitas Florida Selatan)
  • Fluoride menyebabkan keretakkan pada tulang pinggul. Air minum yg mengandung Fluoride akan menyebabkan KERETAKKAN TULANG PINGGUL 2 KALI LIPAT (200%!!!) dari jumlah keretakkan tulang alami, baik pada laki2 maupun perempuan. Bahkan tingkat yg sangat kecil dari Fluoride sejumlah 0.1 ppm pun tetap saja menunjukkan kenaikan angka statistik keretakkan tulang pinggul yg signifikan (Bordeaux Penelitian JAMA 1994)
  • Flouride memiliki pengaruh negatif pada sistem syaraf dan sistem kekebalan tubuh, dan pada anak-anak dapat mengarah pada kelelahan kronis, IQ yg rendah, tidak mampu belajar, kelesuan dan depresi (Situs bruha.com/fluoride/)
  • Penelitian kanker oleh Program Toxicology Nasional melaporkan sampel yg diberi fluoride memiliki TUMOR THYROID, TUMOR RONGGA MULUT, DAN TUMOR HATI YANG SEBENARNYA JARANG TERJADI. 
  •  
  •  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar